BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem
bilangan adalah hal pokok dalam sebuah ilmu matematika, bisa juga dikatakan
sebagai inti dari suatu ilmu matematika itu sendiri. Sistem bilangan ini
terbagi menjadi banyak macamnya, adapun yang kami sajikan dalam makalah ini
adalah mengenai Bilangan Real.
Bilangan
real adalah bilangan yang merupakan gabungan dari bilangan rasional dan
bilangan irasional.
Bilangan
real yang dilengkapi dengan sifat – sifat bilangan disebut sistem bilangan
real.
Dalam
aplikasinya himpunan bilangan ini mempunyai banyak turunan yang mempunyai
bermacam-macam sifat dan bentuk bilangan.
1.2
Tujuan
Tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk :
a. Memenuhi
salah satu tugas terstruktur Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika.
b. Mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan tentang Bilangan Real.
c. Menemukan
solusi dari suatu permasalah yang terkait dengan Bilangan Real.
BAB
II
BILANGAN
REAL
A. Berbagai
Sistem Bilangan
Sistem
matematika adalah himpunan unsur-unsur dengan operasi yang didefinisikan. Operasi-operasi
yang telah kita kenal antara lain: , dan
logaritma. Sedangkan sebagian himpunan dalam aljabar adalah himpunan-himpunan
bilangan.
Apakah bilangan
real itu dan apa sifat-sifatnya? Untuk menjawabnya, kita mulai dengan beberapa
sistem bilangan yang sederhana berikut ini.
Bilangan-bilangan
bulat dan rasional
Diantara sistem
bilangan yang paling sederhana adalah bilangan-bilangan asli (= Natural),
1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, …
Dengan bilangan
ini kita dapat menghitung: buku-buku kita, teman-teman kita, uang kita, dan
lain sebagainya. Jika kita gandengkan negatifnya dan nol, kita akan peroleh
bilangan-bilangan bulat (= dari bahasa Jerman, Zahlen):
…, -3, -2, -1,
0, 1, 2, 3, …
Bila kita
mencoba mengukur panjang, berat benda, atau tegangan listrik, bilangan-bilangan
bulat tidak akan memadai. Bilangan ini terlalu kurang untuk memeberikan
ketelitian yang cukup dalam sebuah pengukuran. Kita dituntut untuk juga
mempertimbangkan hasil bagi (rasio) dari bilangan-bilangan bulat, yaitu
bilangan-bilangan seperti:
Bilangan-bilangan
yang dapat dituliskan dalam bentuk , dimana m dan n adalah bilangan bulat dan ,
disebut bilangan-bilangan rasional (= Quotient ).
Apakah bilangan
rasional berfungsi mengukur semua panjang? Fakta yang mengejutkan ini ditemukan
pertama kali oleh orang Yunani kuno beberapa abad sebelum masehi. Mereka
memperlihatkan bahwa meskipun merupakan
panjang sisi miring sebuah segi tiga siku-siku dengan sisi 1 , bilangan ini
tidak dapat dituliskan sebagai suatu hasil bagi dua bilangan bulat. Jadi adalah suatu bilangan tak rasional
(irasional).
Demikian juga Jika
kita belum terbiasa untuk bisa membedakan bilangan rasional dan bilangan
irasional secara langsung, maka ada satu ciri khusus yang yang bisa kita
jadikan pedoman untuk membedakan keduanya.
B. Bilangan-bilangan
real
Sekumpulan
bilangan (rasional dan irasional) yang dapat mengukur panjang, bersama-sama
dengan negatifnya dan nol kita namakan bilangan-bilangan real. Atau dengan kata
lain, bilangan real adalah bilangan yang dapat berkoresponden satu-satu dengan
sebuah titik pada garis bilangan. Pada garis bilangan tersebut terdapat titik
asal yang diberi lambang 0 (nol) sebagai titik awal untuk mengukur jarak ke
arah kanan atau kiri. Setiap titik pada garis bilangan mempunyai lambang yang
tunggal, disebut koordinat titik, dan garis bilangan yang dihasilkan diacu
sebagai garis real. Perhatikan gambar!
Dengan
mengetahui anggota dari masing-masing himpunan bilangan yang termasuk kelompok
bilangan real, bagaimanakah hubungan masing-masing himpunan bilangan asli,
bilangan cacah, bilangan bulat, bilangan rasional, bilangan real, dan bilangan
kompleks jika kita gambarkan dalam diagram venn?
C. Operasi
pada Bilangan Real
Operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian
a) Operasi
penjumlahan
Contoh:
1. 4
+ 6 = 10
2. 4
+ (-6 ) = -2
b) Operasi
pengurangan
Contoh:
1. -6
– 4 = -6 + (-4) = -10 $
2. 3.
-6 – 4 = -6 + (-4) = -10 $
c) Operasi
perkalian
Contoh:
1. 6
. 4 = 24
2. 6.
(-4) = -24
3. (-6).(-4)
= 24
d) Operasi
pembagian
Contoh:
D. Pengubahan
pecahan ke desimal, desimal ke persen, dan sebaliknya
a) Mengubah
Pecahan Biasa ke Desimal
Contoh:
b) Mengubah
Pecahan Desimal ke Persen
Contoh:
c) Mengubah
persen ke pecahan dan sebaliknya
Contoh:
Nyatakan
ke dalam pecahan atau ke dalam persen!
Menghitung
persentase
a)
Komisi
Komisi adalah
pendapatan yang besarnya tergantung pada tingkat penjualan yang dilakukan
Contoh:
Seorang salesman
akan mendapatkan komisi sebesar 15 % jika ia mampu menjual barang senilai Rp.
2.000.000,00. tentukan besarnya komisi yang diterima?
Jawab:
Komisi = 15 % x
Rp. 2.000.000
Jadi besarnya
komisi yang diterima oleh salesman itu sebesar. Rp. 300.000,00
b)
Diskon
Diskon adalah
potongan harga yang diberikan
Contoh:
Menjelang
miladnya, sebuah toko serba ada memberikan diskon sebesar 25% untuk semua
produk. Jika kita berbelanja senilai Rp. 800.000,00, berapa kita harus
membayar?
Jawab:
Diskon = 25 % x
Rp. 800.000,00
Jadi, kita harus
membayar sebesar:
Rp. 800.000,00 –
Rp. 200.000,00 = Rp. 600.000,00
c)
Laba dan rugi
Laba diperoleh
jika harga penjualan lebih dari harga atau biaya pembelian. Dirumuskan sebagai
berikut:
Rugi diderita
jika harga penjualan kurang dari harga atau biaya pembelian. Rumusannya sebagai
berikut:
Contoh:
Sebuah barang
dibeli dengan harga Rp. 2.000.000,00, dan di jual dengan harga Rp.
2.400.000,00. Hitunglah persentase keuntungan dari harga pembelian dan dari
harga penjualan!
Jawab:
Laba = Rp.
2.400.000,00 – Rp. 2.000.000,00 = Rp. 400.000,00
Persentase
keuntungan (laba) dari harga beli:
Persentase
keuntungan (laba) dari harga penjualan:
P%=
Rp.400.000 x 100%=16.7%
Rp.2400.000
E. Macam-macam
bilangan real
1. Bilangan Asli
(A)
Bilangan asli
adalah suatu bilangan yang mula-mula dipakai untuk
membilang.
Bilangan asli dimulai dari 1,2,3,4,…
A = {1,2,3,4,…}
2. Bilangan
Genap (G)
Bilangan genap
dirumuskan dengan 2n, nÎA
G = {2,4,6,8,…}
3. Bilangan
Ganjil (Gj)
Bilangan ganjil
dirumuskan dengan 2n -1, nÎA
Gj = {1,3,5,7,…}
4. Bilangan
Prima (P)
Bilangan prima
adalah suatu bilanganyang dimulai dari 2 dan
hanya dapat
dibagi oleh bilngan itu sendiri dan ± 1
P = {2,3,5,7,…}
5. Bilangan
Komposit (Km)
Bilangan
komposit adalah suatu bilangan yang dapat dibagi oleh
bilangan yang
lain
Km = {4,6,8,9,…}
6. Bilangan
Cacah (C)
Bilangan Cacah
adalah suatu bilangan yang dimulai dari nol
C =
{0,1,2,3,4,…}
7. Bilangan
Bulat (B)
Bilangan bulat
terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan
bilangan bulat
positif.
B =
{…,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,…}
8. Bilangan
Pecahan (Pc)
Bilangan pecahan
adalah suatu bilangan yang dapat dinyatakan
dalam bentuk
a/b, a sebagai pembilang dan b sebagai penyebut,
dengan a dan b
ÎB serta b ≠0
Contoh:
9. Bilangan
Rasional (Q)
Bilangan
rasional adalah suatu bilangan yang dapat dinyatakan
dalam bentuk , a
dan b ÎB serta b ≠0. (Gabungan bilangan bulat
dengan himpunan
bilangan pecahan)
Contoh:
10. Bilangan
Irasional (I)
Bilangan
irasional adalah suatu bilangan yang tidak dapat
dinyatakan dalam
bentuk , a dan b ÎB serta b ≠0.
Contoh: π =
3,14159…, e = 2,71828….
11. Bilangan Real
(R)
Bilangan real
adalah suatu bilangan yang terdiri dari bilangan
rasional dan
bilangan irasional. Bilangan real biasanya disajikan
dengan sebuah
garis bilangan.
Contoh:
-1 -2 -3 0 1 2 3 4
12. Bilangan
Khayal (Kh)
Bilangan khayal
adalah suatu bilangan yang hanya bisa
dikhayalkan
dalam pikiran, tetapi kenyataannya tidak ada.
Contoh:
13. Bilangan
Kompleks (K)
Bilangan
Kompleks adalah suatu bilangan yang terdiri dari bilangan
dan khayal.
Contoh: 2 +
F. Sifat-sifat
Operasi Bilangan Bulat
a.
Sifat Komutatif:
a + b = b + a
a.b = b.a
Contoh:
1. 5 + 6 = 6 + 5
= 11
2. 9 . 3 = 3 . 9
= 27
b. Sifat
Assosiatif:
(a + b) + c = a
+ (b + c)
(a . b) . c = a
. (b . c)
Contoh:
1. (5 + 2) + 3 =
5 + (2 + 3) = 10
2. (5 x 2) x 3 =
5 x (2 x 3) = 30
c. Sifat
Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan
a x (b + c) = ab
+ ac
Contoh:
5 x (3 + 6) = 5
. 3 + 5 . 6= 15 + 30= 45
d.
Terdapat Dua Elemen Identitas
Setiap bilangan
a mempunyai dua elemen identitas, yaitu 1 dan 0,
sehingga
memenuhi:
a + 0 = a
a . 1 = a
e. Terdapat
Elemen Invers
Setiap bialngan
a mempunyai balikan atau invers penjumlahan, yaitu –
a yang memenuhi:
a + (-a) = 0
Setiap a ≠ 0
mempunyai balikan perkalian.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bilangan
real Bilangan real adalah bilangan yang
merupakan gabungan dari bilangan rasional dan bilangan irasional.
Bilangan
real yang dilengkapi dengan sifat – sifat bilangan disebut sistem bilangan
real.
Sifat
– sifat bilangan real dibagi menjadi :
a. Sifat-sifat
Al-jabar
b. Sifat-sifat
urutan
c. Sifat-sifat
kelengkapan
3.2 Saran
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam menyusun
makalah ini
termasuk
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat member manfaat kepada kami
dan pembaca pada
umumnya.
Daftar pustaka
Hollands Roy, (1983). Kamus
Matematika Departement of Mathematics Dundee Colloge of Education.
Jakarta: Erlangga Rahmat, et al. (2006). Belajar Matematika dengan
Orientasi Penemuan dan Pemecahan Masalah. Bandung: Sarana Pancakarya.
Ruseffendi. (1992). Pendidikan
Matematika 3. Jakarta: Depdikbud
Sinaga, M. et al. (2006). Terampil
Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga
MAAF KALAU ADA GAMBAR YANG TIDAK TAMPIL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar