BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah rahmat yang besar
telah diberikan oleh sang maha kuasa kepada umatnya,diutusnya rasul sebagai
pembawa risalah untuk menyamapaikan kepada umat Islam agar mereka ingat dan
patuh pada perintah Rabbnya. Dengan itu maka terlihatlah bahwa betapa sayang
sang Maha Kuasa kepada hambanya. Sehingga sudah selayaknya hamba pun harus
banyak bersyukur kepadaNya. Juga seyogyanya dia mengabdikan diri kepada yang
Maha Esa dengan sebuah pengabdian yang tinggi, karena dengan begitulah akan
terwujud sebuah pengabdian. Dengan datangnya perintah menunaikan ibadah sholat,
hamba yang sadar akan kelemahan diri dan tiada berkuasa di muka bumi ini dengan
serta merta merasakan bahwa itu adalah sebuah karunia besar telah dianugrahkan
kepadanya. Langsung terlintas dalam dirinya bagaimanakah diri ini semaksimal
mungkin untuk menjalankan perintah tersebut baik dalam kondisi apa saja, dan
juga memprioritaskan perintah ini dari segalanya apa bila sudah datang
panggilan untuk melaksanakan.
Kita sering mendengar kata
sholat dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga kedengaran terlalu akrab
dengan telinga kita. Sholat lebih mengindetifikasikan kepada kepribadian kita
untuk bergerak dan berbuat, cerminan ini akan terlihat tat kala sang hamba
benar-benar menjiwai serta mengaplikasikan didalam kehidupan. Jiwa akan tenang,
bersih dan tidak ragu dalam melangkah sehingga yang terpancar dari setiap
aktivitas itu adalah suatu hal yang baik serta berguna bagi orang lain dan
makhluk di muka bumi ini. Indikasi untuk bebuat kejahatan serta merta hilang
dibumi hanguskan dengan rasa takut dan merasa bahwa setiap gerak langkah selalu
ada yang mengawasinya, maka dengan itulah wawasan berpikir akan mengarah kepada
sebuah cerminan kepada perbuatan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGARUH SHOLAT TERHADAP PRIBADI SEORANG MUSLIM
Sholat bukan semata-mata terdetik didalam hati adalah
sebuah kegiatan ritual agama belaka, namun itu lebih luas jangka dan daya
cakupnya. Terlalu memandang kecil kalaulah kita beranggapan bahwa semua
kegiatan sholat hanya gerakan takbir hingga salam itu tidak mempunyai rahasia
besar. Akan tetapi kandungan gerakkan itu dan cakupannya bisa memberikan makna
dalam kehidupan kita sehari-hari. Dia bisa membuat kepada pembahuran jiwa dan
pembersihan rohani, apabila kesatuan gerak dalam sholat sudah tertanam dalam
jiwa akan keluar dari dirinya sinar ketakutan, kekhusuan dan tawadu'.
Manusia dalam kehidupan yang sebenar bukan terlihat
dari bentuk secara zahir saja sebagaimana para mahluk lainya, akan tetapi
kehidupan manusia di lihat sejauh mana hati di hiasi dengan keimanan, ma'rifat
Allah dan akidah tauhid yang benar. Sebagaimana disebutkan dalam al qur'an
Artinya :
Dan apakah yang sudah mati kemudian kami hidupkan dan
kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat
berjalan di tengah-tangah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang
keadaanya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari
padanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang
telah mereka kerjakan"
(Al-An'aam:122)
A. Kedudukan Sholat
Sebagaimana telah di syariatkan pada malam Isra dan
mi'raj, hal ini merupakan sebuah penghormatan bagi umat islam khususnya. Seakan
ketika melaksanakan sholat kita merasakan bahwa ruh ini menuju kelangit kepada
Rabbnya sehingga menambahkan keimanan dan ketaqwaan.Kita harus menduduki sholat
itu bagaikan kepala pada tubuh kita, artian kata dia sebagai tiang, penopang
dan penyangga dari pada tubuh. Dan melihat seorang muslim atau tidaknya
terletak dalam hal ini. Sholat ini adalah sebuah kunci keberhasilan juga
sebagai tameng keimanan seorang muslim serta menghubungkan antara hamba dengan
Rabbnya secara vertikal.
Dalam
menjalankan sholat itu bukan saja menghadirkan jiwa raga saja akan tetapi hati
inipun perlu kita hadirkan. Maka untuk menghadirkan dan menghidupi hati ada
beberapa cara:
1. Membesarkan
dan mengagungkan Allah semata, merasa bahwa diri penuh dengan segala
kemaksiatan dan tidak mempunyai sesuatu yang bisa untuk dibanggakan di depan
kekuasaan Allah.
2. Sebelum menyucapkan
takbir hamba menyadari bahwa Allah mengetahui isi hati yang terkandung didalam
jiwa luar dan batin.
3. Mengingat
akan contoh dan pelajaran yang di contohkan bahwa Allah itu maha kuasa.
Seperti, ketika seorang hamba dipanggil ke suatu istana otomatis dirinya harus
mempersiapkan segalanya dengan semaksimal mungkin, sampai pada pembicaraan pun
sangat hati-hati. Sehingga tiada kata terucap tanpa kontrol.
4. Menghidari
tempat yang ramai, bising dan ribuk ketika kita ingin shalat. Karena menggangu
konsentrasi untuk menghadirkan ruhnya untuk menyembah kepada Allah.
5. Menghilangkan
hubungan erat antara hawa nafsu dan konflik didalamnya
6. Faham
serta mentadaburi akan apa yang dibaca dan dengar.
7. Bahwa
shalat haruslah dengan akal sehat dan hati sehat.
8. Syaitan
sebagai penutup konsentrasi kita dalam menghadirkan hati.
Karena dengan ini sekaligus sebagai senjata untuk
memerangi syaitan.
Untuk sholatpun kita harus dalam keadaaan bersih, maka
disyaratkan dalam sholat itu bersih badan, tempat dan pakaian. Pada hakekatnya
dengan membiaskan diri untuk selalu bersih dan suci pada tubuh, pakaian dan
tempat merupakan refleksi dari perasaan yang tinggi dan murni dan menjaga dari
pada bentuk segala najis dan kotoran. Lain halnya dengan orang yang tidak
memperhatikan kondisi ini sebab akan bisa membawa dampak kepada perasaan dan
akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika kita berwudlu maka sebagian anggota badan akan
terhapuskan dari kotoran dan debu. Selaras dengan itu terhapuslah segala
kemaksiatan dan dosa-dosa yang dikerjakan dari seluruh anggota tubuh. Dan
terbukti bila memang sang hamba benar-benar meyakini dan mengamalkan hadist
rasul
Rasul bersabda :
" barang siapa berwudlu dengan sebaik-baiknya
maka keluarlah kesalahan-kesalahan atau dosa-dosa dari tubuhnya hingga keluar
dari bawah kukunya"
Bahwa kebersihan yang dimaksud disini adalah bersih
dari pada yang dzahir dan batin, mengumpulkan kotoran berupa dosa dan
kesalahan dengan bertaubat dan beristigfar. Berazam untuk tidak kembali lagi
mengulang perbuatan tersebut. Sehingga ketika sholat tubuh ini benar bersih
dibarengi dengan hatinya.
B. Urgennya Sholat
Urgenya sholat
ini adalah bahwa selaku hambanya selayaknya patuh dan taat terhadap semua
perintahnya, dengan ini ada komunikasi antara dua arah. Karena dengan sholat
ini kita bisa merasakan bahwa diri ini lemah dan tiada punya apa-apa. Terlalu
congkak bila kita sombong dihadapan yang maha kuasa pemilik sekalian alam.
Tidak lain yang di harapkan kecuali dua perkara ketika kita mengabdikan diri
kepada Ilahi Rabbi :
1. Mengharap
keridhoan Allah
2. Mengharap
semoga shalat ini bisa memberikan pengaruh dalam diri untuk membersihkan rohani dan
mendidik jiwa serta mengharap pahala dari Allah.
Ketika kita bersujud tampaklah betapa bahwa anggota
tubuh kita muka salah satu lambang sebuah kemulian, dan tanah tempat kaki
menginjak-injak sebagai lambang kehinaan karena tempatnya di bawah kaki.
Menyatu muka dan tanah untuk bersujud kepada Ilahi Rabbi. Dari hal tersebut
menunjukkan kepada diri ini ketiada mampuan dan menyadarkan bahwa kelak akan
kembali ketanah tempat asal usulnya. Pada waktu sujud ini adalah merupakan
sebuah tempat yang paling mulia didunia, dikarenakan ketika itu jarak yang
paling terdekat dengan hamba dan Tuhannya. Pada waktu inilah doa kita
didengarkan dan dikabulkan. Yakinlah bahwa pada moment ini sangat baik dan
berguna untuk berdoa kepada Allah.
C. Pengaruh
Sholat
Setelah kita menjalan satu persatu dengan baik dan
benar serta menjiwai dari setiap gerakan, maka akan terlihat bahwa hati ini
akan terasa tenang, merasa optimis dalam menghadapi segala problema didunia,
merasa bahwa setiap gerak langkah di pantau serta semakin tunduk dan tawadu
dengan tindak tanduknya. Maka dengan ini semua terlihatlah dua tipe manusia
dalam memandang sholat tersebut;
- 1. Mereka yang menglaksanakan shalat bagaikan sebuah kebiasaan
saja, tanpa ada rasa pengaruh dalam jiwanya. Mereka melaksanakan hanya
karena sebuah warisan dari bapak moyang mereka, dan mengerjakan kebiasaan
itu seiring dengan jalannya waktu dan tidak mengetahui rahasia terkandung
didalamnya. Setelah selesai shalat merasa bahwa dirinya telah menjalankan
kewajiban mendirikan shalat dan terlepas dari azab serta mendapat pahala,
itu saja tujuan mereka menjalankan sholat. Seakan ibadah sholat ini
merupakan kegiatan ritual saja, sehingga terpikir dalam hati yang penting
sudah menunaikan sebuah kewajiban sekaligus nyetor muka kepada sang ilahi.
- 2. Mengetauhi rahasia shalat, benar-benar serius untuk menrealitakan dalam kehidupan, shalat dengan khusu' dan bertadabur, tenang hati dan pikirannya dan merasakan lezatnya ibadah. Meimbulkan perasaan barometer ketaatan dan wajahnya bersinar dengan sinar Ilahi.
BAB III
KESIMPULAN
Setelah mengetahui bahwa
perlunya bersungguh-sungguh dalam melaksanakan derap langkah sholat dalam jiwa
kita dikarenakan musuh kita setan selalu bersungguh-sunguh pula untuk merusak
shalat yang kita lakukan. Sementara permusuhan ini tidak akan berhenti kecuali
ketika kita menemui Allah. Shalat dalam islam bagaikan kepala dari badan kita,
sebuah tonggak, penyangga dan penopang, sebagai amalan yang kekal sampai hari
kelak juga sebagai pelembut jiwa. Dengan ini terkumpulah sebab-sebab kebahagian
kehidupan dunia dan akhirat.
Sewajarnya sebagai muslim
untuk selalu mencoba untuk memperbaiki dan bersungguh-sungguh untuk
mengaplikasikan nilai-nilai sholat terkandung didalamnya. Karena dengan itu
akan terwujud kebaikan dan kesejahteran di muka bumi ini. Maka pebaiki dan
perbaharui sholat, yakinlah titik bergerak dalam interaksi dalam kehidupan
sesama mahluk dimuka bumi ini adalah di awali dengan bagaimana kita melakukan
sholat denga baik dan benar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar